Bagasi Hilang Sudah Menjadi Kebiasaan Lion Air

top custom html 3Pada tanggal 3 Januari 2012, saya bersama istri terbang dari Surabaya kembali menuju Mataram/Lombok menggunakan Lion Air/Wings Air dengan nomor penerbangan IW 1870 terjadwal pukul 14:45. Saya sudah tiba di airfield Surabaya sekitar pukul 13 lebih dan langsung melakukan check-in. Saya membawa dua koper (identik hanya beda warna) dan satu dus. Penerbangan kemudian di-delay dan akhirnya dipanggil departure pada pukul 13:50 dan pesawat lepas landa hampir pukul 16:00. Setelah tiba sekitar pukul 18:20 waktu setempat ternyata koper di bagasi saya hilang satu. Saya langsung melaporkan ke bagian kehilangan dan langsung dibuatkan laporannya dengan janji akan segera dikabari setelah ditemukan. Setelah menunggu dua hari tanpa kabar, pada tanggal 5 Januari saya menelpon bagian kehilangan di bandara Lombok dan dijawab sedang diusahakan dan belum ditemukan, bahkan petugas mengatakan mereka masih kesulitan menghubungi pusat Jakarta. Saya langsung berpikiran buruk, apabila mereka kesulitan menghubungi pusat berarti laporan kehilangan saya belum diproses sama sekali. Keesokan harinya pada tanggal 6 Januari setelah menghubungi kembali bagian kehilangan bandara Lombok tanpa hasil, saya berinisiatif sendiri menelpon ke client tending Lion Air di Djakarta pada nomor (+6221) 633 8345 sesuai yang tertulis di scheme http://www.lionair.co.id/contact.aspx. Ternyata nomor ini setelah berkali-kali dihubungi tetap tidak ada yang menjawab. Saya kemudian mencoba menghubungi nomor hotline yang juga tertulis di scheme pada nomor (+6280) 4177 8899 dan diterima oleh Pak Ivan yang mengatakan ini nomor untuk pemesanan tiket. Saya mengatakan nomor client tending tidak bisa dihubungi dan kagetnya Pak Ivan sendiri menyatakan bahwa memang nomor itu tidak pernah bisa dihubungi. Disini saya sudah mulai kesal dengan pihak Lion Air, buat apa diberikan client tending apabila memang tidak akan diterima? Pak Ivan kemudian dengan baik menawarkan untuk membantu saya menyampaikan keluhan ke bagian client care. Selanjutnya saya mengirimkan double laporan kehilangan bagasi! melalui copier ke nomor (021) 6386 5171 dan telecommunicate checkin.tower@lionair.co.id sesuai info yang diberikan Pak Ivan. Pak Ivan juga memberikan nomor alternatif client tending di (021) 7168 8163 yang juga tetap tidak bisa dihubungi. Pada hari itu juga saya mencoba menghubungi Lion Air di Surabaya dan mendapatkan nomor bagian ticketing (021) 868 8526 dan nomor bagian kehilangan (021) 868 85267 di bandara Juanda. Bagian ticketing yang saya coba telpon tidak mau membantu karena bukan bagiannya, sedangkan bagian kehilangan seperti halnya client tending di Djakarta tidak pernah menjawab. Berdasarkan informasi dari teman saya mencoba menghubungi Pak Pipit selaku Kepala Lion Air Distrik Mataram via telpon dan diterima dengan baik. Beliau meminta detil laporan saya dan berjanji akan segera memprosesnya. Keesokan harinya pada tanggal 7 Januari, saya menghubungi kembali bagian kehilangan di bandara Lombok dan mendapatkan jawaban yang selalu sama: sedang diusahakan. Saya mencoba menghubungi kembali no hp Bapak Pipit dan tidak pernah mau diangkat. Pada tanggal 9 Januari saya mencoba menanyakan kembali sampai sejauh mana sudah dilacak bagasi saya dan petugas yang menerima tiba-tiba beraksi seolah-olah communication telepon tidak bagus dan menutup telpon saya. Selanjutnya saya coba telpon balik beberapa kali dan langsung di-reject. No hp Bapak Pipit juga saya coba hubungi dan tetap tidak mau diangkat. Akhirnya berdasarkan saran dari teman-teman yang pernah mengalami kehilangan bagasi, pada tanggal 10 Januari saya langsung mendatangi kantor Lion Air di bandara Lombok. Saya kemudian meminta dipertemukan dengan Bapak Pipit, akan tetapi tidak bisa dikarenakan beliau baru saya terbang menuju Jakarta. Saya meminta untuk bertemu dengan wakilnya dan dipertemukan dengan Bapak Agung. Bapak Agung hanya bisa meminta maaf dan meminta waktu untuk tetap melakukan pencarian hingga batas waktunya dua minggu sesuai aturan. Disini saya hanya heran saja, apakah sedemikian lama dan sulitnya proses pencarian dilakukan? Padahal dengan teknologi yang ada saat ini melalui telepon dan email, jarak bukanlah lagi suatu halangan. Dengan melihat banyaknya laporan kehilangan yang ada di bagian kehilangan bandara Lombok, bagaimanakah sebenarnya kinerja dari penanganan bagasi Lion Air? Di bandara Lombok yang kecil saja sudah sedemikian banyak apalagi di bandara besar seperti di Surabaya dan Jakarta? Selanjutnya bagaimana pelayanan client tending Lion Air yang tidak berani menerima telepon konsumen? Apakah sedemikian banyak komplain mengenai kehilangan bagasi sehingga bagian client tending tidak sanggup menerima komplain lagi? Isi koper saya mungkin tidak bernilai bagi kebanyakan orang dan saya secara ekonomi masih sanggup untuk membeli lagi semua, akan tetapi didalamnya terdapat barang-barang yang memiliki nilai kenangan bagi saya yang tidak dapat tergantikan dengan uang. Harapan saya pihak manajemen Lion Air bisa lebih memperhatikan dan menemukan bagasi saya yang hilang. ---------- Catatan: 1. Sory semua nomor telpon tidak saya separate karena semuanya merupakan nomor telpon publik yang menurut saya memang perlu diketahui oleh publik. 2. Isi bill ini sama persis dengan di surat pembaca Kompas (http://www1.kompas.com/suratpembaca/read/29219), akan tetapi bukan copy-paste karena saya juga yang memposting di sana. Maksud saya bill disini lagi untuk berbagi dengan sesama rekan Kaskuser, siapa tahu ada yang bisa membantu saya. 3. Bagi yang membutuhkan informasi lebih lanjut seperti bukti pelaporan di bandara dan detil bagasi yang hilang bisa menghubungi saya lebih lanjut. Terima kasih untuk semuanyabottom custom html 3
Google
Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar