top custom html 2..:: Prolog ::.. (bagi yg males baca panjang2, resile aja bagian ini jg gpp) Quote: Spoiler for Prologue: Belum lama ini saya pindah ke rumah, yang alhamdulillah, milik sendiri, setelah sekian lama “kost dan city” hopping (alias pindah2 kosan dan kota2 berbeda). Sekarang saya menetap di Jakarta, kota kelahiran saya dan tempat saya menimba ilmu selama lama ini. Saya sekarang tinggal di sekitaran Djakarta Timur, meskipun saya dulu2 sering lewat daerah ini, tapi saya tidak mengenal dengan baik. Berawal dari plaything saya makan buah2an, yang selain enak, juga baik untuk kesehatan, saya mencoba mencari toko/warung yang menjual buah2an yang bagus dan lengkap. Saya coba cari di berbagai mini market/supermarket/hypermarket tapi berakhir dengan kekecewaan, antara lain karena kurang lengkap atau kurang bagus buah2an yang dijual di toko2 tersebut. Karena sulitnya mencari buah, saya coba tanya ke tetangga saya, dia menganjurkan saya ke toko buah “T*tal” di daerah Rawamangun, segera saya meluncur, karena mendengar nama tersebut, yang saya tahu, adalah jaminan pelayanan dan kualitas yang baik, meskipun dengan harga yang sedikit lebih mahal dibandingkan dengan warung/kedai buah biasa Kasusnya... ..:: Kunjungan pertama ::.. Quote: Spoiler for Kasus pertama: Waktu pertama kali saya ke toko buah “T*tal” saya menuju kesana dengan menggunakan kuda besi kebanggaan saya, si “belalang tempur”, segera setelah saya mencapai tujuan, saya mencium perfume “diskriminasi”, karena saya melihat lokasi parkiran locomote adalah tempat pembuangan sampah, meskipun sampah buah2an, tetap saja menimbulkan perfume dan pemandangan yang tidak sedap. Saya tidak menaruh curiga, kemudian saya segera masuk dan melihat2 isi toko ini. Kemudian, yang saya perhatikan adalah, kurangnya jumlah karyawan, karena saya tidak bisa menanyakan ragam buah dan fasilitas yang mereka tawarkan apa saja. Meskipun saya dapat menemukan seorang karyawannya, tetap saja tidak bisa saya tanyakan apa2 karena terlihat selalu buru2 dan sibuk. Saya tetap tidak menaruh curiga, karena mungkin mereka sedang bekerja keras demi kesegaran dan pelayanan toko yang baik (upkeep). “Ya sudah” demikian saya berkata dalam hati, langsung saja saya lihat2, memilih2, dan kemudian menimbang buah yang ingin saya beli. Pada saat menimbang, terlihat sebuah situasi seperti di pasar dimana maternity client berdesak2an utk didahulukan menimbang belanjaan mereka, saya berkata dalam hati, saya adalah knowledgeable person, saya tidak perlu melibatkan diri dalam desak2an ini dan bersabar aja, mungkin mereka terburu2 karena membelikan buah utk sanak keluarga yang sedang menunggu d rumah atau yang sedang sakit atau relasi/kolega yang sedang dirawat di rumah sakit. Saya menunggu giliran saya dengan baik. Selesai berbelanja, saya langsung meluncur ke rumah dan mencicipi semua buah yang saya beli, dan ternyata saya sangat puas dengan semua buah tersebut, kecuali pisang, karena warna kulit dan kualitas isi tidak sesuai (bagi mereka yang menggemari pisang tentu tahu bahwa kualitas isi bisa ditebak dari warna kulit, dan ini membuat saya bingung. Tapi, seperti kata Bondan Prakoso, Ya sudahlah). Overall saya puas dengan hasil belanjaan saya, dan saya beri nilai 7,5/10 ..:: Kunjungan kedua ::.. Quote: Spoiler for Kasus kedua: Hari ini, 20 Januari 2012, saya kehabisan stok buah2an hasil belanja saya sebelumnya. Setelah saya selesai beraktivitas seharian, ada rasa menggelitik di hati untuk belanja buah2an kembali di toko tersebut. Segera saya menuju daerah Rawamangun, sebelum saya pulang Setelah saya letakkan si “belalang tempur” di parkiran, langsung saya menuju ke dalam, dan senang sekali hati saya melihat buah2an sebanyak ini Teman2 semua bisa lihat, bahwa dijual buah nenas juga di toko ini (saya tidak lihat pada kunjungan pertama), kemudian saya cari pelayan toko untuk menanyakan apakah buah ini bisa dikupas dan dipotong di sini (karena saya tidak bisa), tidak lama saya bertemu dengan seorang pelayan wanita, tapi sebelum saya sempat bertanya apa2, dia langsung menjawab “sebentar ya pak” dan dia memanggil temannya untuk menanyakan sesuatu (bukan permintaan saya), dan pelayan tersebut tidak kembali lagi untuk menemui saya. Saya memutuskan untuk mencari pelayan lainnya, setelah beberapa lama, saya bertemu dengan seorang pelayan pria, dan terjadi percakapan kurang lebih seperti di bawah ini : A=Saya B=Pelayan C=Customer lain, saya tidak kenal A = “Permisi mas, saya mau nanya, apa di sini bisa kupasin dan motong2in nanas?” B = “Maaf pak, nanasnya habis” A = “Loh? Itu ada (sambil menunjuk ke arah buah nanas)” B = “Ooh” sambil ada disrupt sejenak seperti sedang mencari2 alasan B = “Itu kurang manis pak” A = Diam terpaku, tak bisa berkata2, speechless, “ya sudah, terima kasih mas” Pertanyaan awal saya tetap belum di jawab, kemudian datang seorang client lain C = “Mas, buah jeruk xxxx ada?” B = “Maaf bu, sedang kosong, tapi ada buah jeruk yyyy” C = “Manis ga’ mas?” B = “Manis kan relatif bu” Kemudian si pelayan pergi tergesa2 seakan ada yang harus dia kerjakan WTF???!!!??!?!? Hal ini kontradiksi sekali dengan apa dia katakan kepada saya Di sini saya sudah mulai menaruh curiga, kok semua pelayan seperti tergesa2 dan sebenarnya ada apa sih ini? Segera saya kelilingi toko untuk mencari maternity pelayan Ternyata maternity pelayan memang tidak ada di dalam toko, saya hanya berhasil menemukan satu pelayan di dalam toko. Silahkan agan liat gambar di bawah yang menunjukkan hasil investigasi saya Agan sendiri yang menilai, saya sudah tidak bisa berkata apa2 lagi. Segera saya bayar belanjaan saya dan bergegas pulang. Silahkan lanjutkan ke postingan berkutnya...bottom custom html 3
Technorati
Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar